Jumat, 04 April 2014

Naskah Drama lucu 4 orang:Timun Mas Lebay

TIMUN MAS LEBAY



·        FEBRYANTI.M sebagai TIMUN MAS
·        ADIL MUSLIM sebagai AYAH(Petani)
·        RAHMA YULIANINGSIH.Ende sebagai IBU
·        YUSRIANDI sebagai RAKSASA

Dahulu kala, hidup sepasang suami istri yang kesehariannya sebagai petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum dikaruniai seorang anak pun. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak.

(1)Ayah        :”ya tuhan, beri lah hamba mu ini seorang anak, jika tidak ya sudah lah”(Setiap hari) ..

Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

(2)Raksasa :”hey, kamu mau punya anak..?”
(3)Ayah       :”ya mau..mau mauuu bangeeet.”
(4)Raksasa :“Kalo gitu tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,”
(5)Ayah        :“Terima kasih, Raksasa,”
(6)Raksasa :“Tapi ada syaratnya. Kamu follow twitter aku dulu yah   dan Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,”
(7)Ibu           :”ya aku setuju...”
           (8)Ayah        :”tapi bu..?”
           (9)Ibu            :”ahh ayah diem aja apa si susahnya Follow twitter raksasa..?
(10)Ayah      :”susah tu..ayah kan gak ada pulsaaa(iklan Telkomsel)..”
(11)Ibu          :”aah gak peduli pokoknya aku mau punya anak!”
Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju. Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin.
(12)Ibu          :”yah..ayah..ayo kesini !”
(13)Ayah      :”ada apa bu..? ayah lagi sibuk online nih”
(14)Ibu         :”iisstt,Offline dulu donk penting nih !”
(15)Ayah      :”huuh, padahal lagi asik chatingan ama Cinta Laura,  hehehe…
(16)Ibu         :”iii ayah nih”
(suami keluar dari kamarnya)
(17)Ayah      :”wah..mentimun apa’an nih..?”(mulut ternganga)
(18)Ibu         :”anehkan yah..?
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
(19)Ayah      :”innalilahi roji’un”
(20)Ibu         :”astagfirullah kelees”
(21)Ayah      :”ya itu dia maksud ayah”
(22)Ibu         :”hmm, alhamdulilah ternyata benar apa yang dikatakan raksasa  itu”
(23)Ayah     :”iya bener,hehe emang raksasa apa..?”(Muke bodo).
(24)Ibu         :”hah?,capek deh”
(25)Ayah    :”hehe, ya udah lah gak usah di bahas yang penting sekarang kita punya anak”
(26)Ayah Istri:”kita punya anak..kita punya anak..kita punya anak”(berjoget)
(27)Ayah      :”eh wait,,wait ,,wait kita belum kasi nama ini anak”
(28)Ibu         :”ibu punya ide bagaimana kalo’ kite beri nama anak kita Timun mas”
(29)Ayah     :”iya, karena dia lahir dari timun yang warna keemasan kan!”  
Saking senangnya mereka mengundang dangdut keliling untuk merayakannya.
Tahun demi tahun berlalu.sekarang umur Timun Mas 5 tahun, dia tumbuh sebagai anak yang lebay dan alay dan dia sedang bermain bersama orang tuanya.
(bermain polisi-polisi)”
(30)Ayah   : “Ayah capek nih, udah dulu deh mainnya”
Karena Ayah Timun Mas capek, akhirnya mereka istirahat di ruang tamu dan berbincang-bincang.
(31)Ibu       : “anakku sayang, kalau udah besar kamu mau jadi apa?”
(32)Timun : “Ayah Ibu, kalau Timun udah besar, timun mau jadi guru,   jadi dokter, jadi model, jadi pemain sinetron, pramugari, dan semuaa muanya…”
(33)Ayah   : “cita-cita yang mulia nak”
(34)Ibu      : “tapi cita-citanya kebanyakkan nak, bagaimana kalau satu aja?”           
(35)Timun : “aku gak mau! Timun mau semuanya…hihihi(menangis)”
(36)Ibu      : “cup cup cup, iya deh kamu bisa jadi semuanya”
(37)Timun: “yeyeyeye, aku suka itu!…”
Sementara itu, si raksasa sedang kelaparan di dalam hutan karena menunggu Timun Mas berumur 17 tahun.
(38)Raksasa: “aduuh lapeer… lama banget anak dalam timun itu berusia 17 tahun. Selama ini cuma makan monyet, ular, dan tikus tanah. Daripada aku makin kelaparan lebih baik buka twitter aku dulu, sapa tau ada follower baru.”
Bertahun-tahun kemudian ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas. Petani itu takut tapi dia mencoba tenang
(39)Ayah     : “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang Pacaran. Istriku       akan memanggilnya,”
(40)Ibu        :“Anakku,(mak datang dari jauh)
(41)Timus mas:”napa bu..?”
(42)Ibu         :” timun ambillah ini,”(sambil menyerahkan sebuah kantung kresek). “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,”
(43)timus mas: ”ha ..?raksasa?hari gene..!”
(44)Ibu         : “beneran nak!”
(45)Timun mas: “wah, aku takut!”
(46)Ibu        : ”cepat nak, kamu harus lari..”
(47)Timun mas:”tapi bu?”(tak rela melepaskan tangan ibunya)
(48)Ibu         : “pergilah nak!”
(49)Timun mas: “oke, fiks fiks. Aku pergi"
Karena tak mau jadi durhaka kepada ibu seperti malin kundang Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa.
(50)Raksasa:”haduuh, lama bener anak mu pacaran aku sudah gak sabar nih”
(51)Ayah      :”sabar sebentar abang raksasa, makan pisang goreng dulu yah”
(52)Raksasa:”tidaak ! aku tak makan pisang goreng tapi aku makan timun mas panggang di tambah sambel mmm enak tuh”(mengeluarkan lidahnya).
(53)Ayah(petani):”ha..?”(takut sambil menelan air liur)
(54)Raksasa          :”aahhh kelama’an pasti kalian menipu ku…ku hancur kan pondok ini hiya..hiya” 
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat.
(55)Raksasa      : “hey Timun Mas, jangan lari kau!”
(56)Timun Mas     :”aduh gimana ni..? oo iya ini bisa di gunakan, wah bagus sekali.”(mengambil segenggam garam . Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa).
Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
(57)raksasa: “aduh aduh…”
(58)Timun   : “yeyeye,(menjulurkan lidanya ke raksasa)”
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya.
(59)Timun Mas :”yaa ampun cepat banget ni raksasa ,aku harus kembali mengambil benda ajaib dari kantungku. Raksasa, Rasakan ini cabai Indofood..!!”
Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa.
 (60)Raksasa         :”aw..aw..aw aduh..aduh… ( berteriak kesakitan).
Sementara itu Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
(61)Timun Mas   :”kasian deh loo!”
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib.
(62)Timun Mas    :”wah, kamu gak nyerah-nyerah juga yah? Rasakan ini, biji mentimun ajaib”
Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis.
(63)Timun mas: “aduh, aku capek”
Lebih celaka lagi Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya.
(64)Raksasa    : “hey Timun! Ku makan kau”
Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban.
(65)Timun mas: “Semoga ini bisa membuat raksasa itu mati, rasakan lagi ini! Terasi udang ABC”
Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
(66)Raksasa   : “aww…. Aku tak mau matii”

Akhirnya raksasa itu mati, dan Timun Mas pun lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. 
(67)Ibu           : “Alhamdulillah, akhirnya kau selamat nak”
(68)Ayah       : “kamu hebat bisa mengalahkan raksasa itu”
(69)Timun     : “yee…”
(70)Ayah Ibu: “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” (kata mereka gembira).

Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi. sekian,,,,,,,,



2 komentar: